Heii
kamu yang ada disana
Masih
ingat kan dengan diriku? Yaa, aku adalah
kekasihmu. Itupun kalau kau masih menganggapnya.
Kamu yang selama ini membimbingku
kearah ‘nyaman’, kau membuatku selalu bahagia didekat mu, dan kau juga yang
mengajarkan ku tentang kasih sayang. Kamu,iya kamu adalah sesosok pria yang
tidak terlalu tampan tapi berhasil membuat aku nyaman dan sayang terhadapmu.
Tawa dan candamu selalu membuat aku
bahagia dan tersenyum melihatnya, gurauan mu yang sebenarnya tidak lucu tapi
membuat aku selalu tersenyum saat medengarnya, semua kata yang terucap di
bibirmu begitu manis dan indah. Senyummu yang malu-malu itu sangat
menggemaskan, ingin rasanya tangan ini selalu menyetuh wajahmu dengan mesra.
Sebelum aku dan kamu belum menjadi
kita, kau selalu membuat aku tersenyum setiap saat. Tapi, kenapa sekarang
sifatmu mulai berubah?
Apa
aku salah ingin diprioritaskan oleh dirimu?
Apa
aku salah selalu berusaha mencari perhatianmu?
Mana
dirimu yang dulu?
Mana
tawa candamu yang menyinari hari-hariku dulu?
Aku
ingin kau yang dulu, bukan yang sekarang.
Sekarang kau seperti orang asing
dimatakku, kau seperti menyembunyikan
sesuatu, kau terlalu sering menyakiti hatiku, dan kau juga yang
mengombang-ambing perasaanku. Kau lebih perhatian kepada orang lain. Sedangkan
aku? Kau sering tidak peduli terhadapku, kau sering mengacuhkanku dan asik
kepada teman-temanmu. Tidak, semua tidak seperti yang kau pikirkan !!! aku
tidak pernah melarang kau dekat dengan siapa saja. Bukan maksudku aku ingin
mengekangmu juga.
Tapi, aku hanya minta beberapa
permintaan untukmu.
Apakah
kau bisa menyayangiku dengan tulus seperti dulu?
Apa
kau bisa memperhatikanku? Walaupun itu sedikit saja
Apakah
aku bisa menjadi seseorang yang penting dihatimu?
Bosan.
Iya
itu yang kurasakan sekarang, separuh hatiku ingin bersamamu tapi separuh hatiku
ingin pergi darimu.
Bimbang.
Itu
juga yang kurasakan sekarang. Ingin rasanya aku melangkah pergi dari dirimu. Tetapi
melepas rasa nyaman itu sangatlah tidak mudah. Kaki ingin melangkah pergi
tetapi hati masih bertahan. Iya, itu yang kurasakan sekarang.
Kepada dirimu kekasih hatiku.
Ingatlah, kita yang memulai hubungan
ini. Kita memulai hubungan ini karena kita saling nyaman dan menyayangi, kita
juga yakin dengan hubungan ini bahwa kita bisa bertahan untuk menjadi KITA
selamanya. Bukan menjadi AKU ataupun KAMU yang bersifat tunggal artinya. Tapi menjadi
KITA, iya KITA yang saling melengkapi, yang saling mengasihi dan salin
mencintai. Aku ingin hubungan kita seperti dulu, bukan seperti sekarang yang
masing-masing sibuk sendiri. Walaupun aku tau kau sibuk, tapi bisakah kamu ada
disaat aku sepi.